Minggu, 01 Juli 2012

Casillas dan Buffon





KIEV, KOMPAS.com - Laga final Piala Eropa 2012 antara Spanyol dan Italia akan menjadi duel pertama sepanjang sejarah Piala Eropa, di mana kapten tim dipegang oleh penjaga gawang, yaitu Gianluigi Buffon (Italia) dan Iker Casillas (Spanyol). Laga ini, mengingatkan kembali memori 78 tahun silam, ketika Gianpiero Combi dan Frantisek Planicka saling bertarung membuktikan diri sebagai pemimpin sejati dari bawah mistar gawang pada Piala Dunia 1934. 

Seperti Combi dan Planicka, Buffon dan Casillas juga merupakan tokoh kunci keberhasilan negaranya mencapai partai puncak turnamen ini. Lihat saja, kegemilangan Buffon saat menahan bola tendangan bek Inggris, Ashley Cole, di babak adu penalti pada perempat final atau ketika menghalau gempuran pemain Jerman di semifinal.

Begitu pula dengan Casillas, yang sukses menggagalkan peluang pemain Kroasia, Ivan Rakitic, dengan gerakan refleks luar biasa di laga penyisihan terakhir Grup C. Belum lagi, saat ketenangannya mampu mematahkan bola tendangan pemain Portugal, Joao Moutinho, dalam babak adu penalti di laga semifinal beberapa waktu lalu. 



Status
Buffon: Buffon bisa dibilang salah satu olahragawan dan juga kiper terbaik di dunia saat ini. Pemain berusia 34 tahun itu, mengawali karier profesionalnya pada usia 17 tahun ketika Parma menghadapi AC Milan di lanjutan Serie-A pada November 1995. Laga final nanti, akan menjadi penampilan ke-120, Gigi--sapaan Buffon-- sepanjang kariernya bersama Italia.

Casillas: Tidak perlu melihat nama panggilannya, karena kiper berusia 31 tahun ini lebih dikenal dengan julukan "Saint Iker" oleh para penggemarnya di Real Madrid. Kepiawaiannya di bawah mistar, membuat Casillas dipercaya sebagai kapten "La Furia Roja" maupun "Los Blancos" hingga saat ini.

Gaya kepemimpinan:
Buffon: Sejumlah bek Italia maupun Juventus, mungkin sudah sering mendengar "nyanyian" dari Buffon jika barisan pertahanan tidak beres. Bahkan, tak jarang, teriakannya tersebut terdengar oleh semua pemain di lapangan. Sejauh ini, Buffon dikenal sebagai sosok pemimpin keras dan juga dapat membangun moral rekan-rekannya.

Casillas: Kepemimpinan Casillas sudah tak diragukan, meskipun ada Carles Puyol dalam skuad Spanyol. Ia dikenal sebagai pemain yang memperlakukan dirinya secara keras, dengan selalu menolak hari libur bagi para pemain sehari sebelum pertandingan. Dia akan terus berlatih untuk meningkatkan performanya. Positifnya, hal itu pun kemudian, menular ke beberapa penggawa Spanyol.

Mental
Buffon: Raihan tiga gelar Serie-A, satu Piala UEFA, satu Piala Dunia, dan bermain sebanyak 59 kali partai Liga Champions, membuat kualitas Buffon tak diragukan lagi ketika melakoni partai besar. Hal itu pun tertuang, dalam sejumlah laga Italia di Piala Eropa kali ini. "Setiap kali pergi ke lapangan, aku mengatakan kepada diriku sendiri, bahwa aku ingin menghidupkan kembali pengalaman-pengalamanku yang lain, karena di sana ada emosi yang kuat, yang tidak dapat didapat dalam kehidupan sehari-hari," kata Buffon.

Casillas: Meski lebih muda dari Buffon, Casillas tak kalah soal pengalaman, karena ia memulai karier internasional pada usia 19 tahun, yatu 2000 silam. Bahkan, ia sukses meraih rekor kemenangan Internasional terbanyak dengan 95 kali kemenangan, mengalahkan rekor yang dimiliki pemain Perancis, Lilian Thuram dan juga menjadi pemain paling banyak membela timnas, dengan 136 penampilan.

Penalti
Buffon: Untuk urusan adu penalti, Buffon tak bisa dianggap remeh, meskipun pernah merasakan dua kekalahan pahit, yaitu ketika Juventus dihempaskan AC Milan di Final Liga Champions 2003 dan ketika Italia dikalahkan Spanyol di perempat final Piala Eropa 2008. Gelar juara Piala Dunia 2006 dan kemenangan atas Inggris di  perempat final Piala Eropa 2012 merupakan bukti kualitas Buffon menghadapi adu penalti.

Casillas: Rekor buruk Spanyol di babak adu penalti, yaitu pada Piala Eropa 1996 dan Piala Dunia 2002 dipatahkan oleh Casillas. Ia mengantarkan sejumlah kemenangan penting bagi Spanyol, setidaknya di tiga turnamen besar, yaitu ketika melawan Italia (Piala Eropa 2008), Paraguay (Piala Dunia 2010) dan Portugal di turnamen kali ini.

Buffon di mata Casillas:
"Gigi adalah pemain yang hebat, dan dia adalah teladan bagi kami semua. Dalam dunia sepak bola, dia sudah menjadi legenda, karena itu aku sangat senang dia masih dapat bermain. Dia tiga tahun lebih tua dariku, tetapi dia sangat cepat meraih kesuksesan. Dia adalah satu dari tiga atau katakanllah lima penjaga gawang terbaik di dunia. Kiper top lainnya selalu berubah, tetapi, bagiku dia akan selalu menjadi yang terbaik."

Casillas di mata Buffon:
"Casillas mengatakan hal yang baik tentang diriku, jadi aku akan mengatakan pada Anda hal-hal buruk tentangnya! Jujur, aku tidak banyak kata untuk menjelaskan bahwa bagaimana hebatnya dia, hasil-lah yang akan menunjukan itu semua. Dia telah memenangi semuanya dan berada di level yang sama dengan penjaga gawang besar lainnya. Spanyol hampir jarang kebobolan dan Casillas adalah kunci dari itu semua.


source;; compas.com
credit;; bolaeropa1.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar